Helminthologi medik merupakan suatu bidang ilmu tentang cacing yang
berperan sebagai parasit. Jika ditinjau dari klasifikasi hewan, helmint
termasuk salah satu golongan invertebrata yaitu hewan yang tak bertulang
belakang.
Berdasarkan bentuknya helmint dibagi menjadi tiga filum yaitu :
1. Nemathelminthes (cacing yang memiliki bentuk bulat silindris),
nematoda merupakan salah satu kelas dari filum nemathelminthes yang
berperan sebagai parasit terhadap manusia, meliputi :
Nematoda Usus :
1. Ascaris lumbricoides
2. Toxocara canis dan Toxocara cati
3. Necator americanus dan Ancylostoma duodenale
4. Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninum
5. Trichuris trichiura
6. Strongyloides stercoralis
7. Enterobius vermicularis / Oxyuris vermicularis
8. Trichinella spiralis
Nematoda jaringan yang termasuk filaria limfatik :
1. Wuchereria bancrofti
2. Brugia malayi
3. Brugia timori
Yang termasuk filaria non limfatik:
1. Loa-loa
2. Onchocerca volvulus
2. Platyhelminthes (cacing yang memiliki bentuk pipih), meliputi 2 kelas yang bersifat parasit, yaitu :
Pada kelas Trematoda, yang termasuk Trematoda Hati:
1. Clonorchis sinensis
2. Opistorchis felineus
3. Opistorchis viverini
4. Fasciola hepatica
Yang termasuk Trematoda Paru :
1. Parogonimus westremani
Yang termasuk Trematoda Usus :
1. Keluarga Fasciolidae
2. Keluarga Echinostomatidae
3. Keluarga Heterophydae
Yang termasuk Termatoda Darah :
1. Schistosoma haematobium
2. Schistosoma japonicum
3. Schistosoma mansoni
Berikut adalah termasuk kelas Cestoda :
1. Diphyllobothrium latum
2. Hymenolepis nana
3. Echinococus granulosus
4. E. Multiculoris
5. Taenia saginata
6. Taenia solium
3. Annelida (cacing berbentuk bulat silindris dan bersegmen), tidak
menyebabkan penyakit, hidup bebas di dalam tanah biasanya sangat
berperan dalam membantu menyuburkan tanah.
Secara umum Helmint memiliki ciri sebagai berikut :
a. berbentuk bulat silindris, pipih seperti pita atau pipih seperti daun
b. bersifat simetris bilateral
c. sudah memiliki system organ yang terpisah walaupun masih sederhana, kecuali system pernafasan
d. alat kelamin sudah terpisah namun sebagian masih ada yang bersifat hermafrodit
e. bagian luar tubuh dilindungi oleh lapisan kutikula yang merupakan turunan dari epidermis.
1. NEMATHELMINTHES
Nemathelminthes adalah dalam bahasa yunani, nema = benang, helminthes =
cacing) disebut sebagai cacing gilig karan tubuhnya berbentuk bulat
panjang atau seperti benang.Berbeda dengan Platyhelminthes yang belum
memiliki rongga tubuh, Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh
meskipun bukan rongga tubuh sejati.Oleh karena memiliki rongga tubuh
semu, Nemathelminthes disebut sebagai hewan Pseudoselomata.
A. Ciri tubuh
Ciri tubuh Nemathelminthes meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
B. Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran tubuh Nemathelminthes umunya mikroskopis, meskipun ada yang
panjang nya sampai 1 meter.Individu betina berukuran lebih besar
daripada individu jantan.Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti
benang dengan ujung-ujung yang meruncing.
C. Struktur dan fungsi tubuh
Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi
diri.Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup di inang
daripada yang hidup bebas.Kutikula berfungsi untuk melindungi dari dari
enzim pencernaan inang.
Nemathelminthes memiliki sistem percenaan yang lengkap terdiri dari
mulut, faring, usus, dan anus.Mulut terdapat pada ujung anterior,
sedangkan anus terdapat pada ujung posterior.Beberapa Nemathelminthes
memiliki kait pada mulutnya.
Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh darah. Makanan diedarkan keseluruh tubuh melalui cairan pada pseudoselom.
Nemathelminthes tidak memiliki sistem respirasi, pernapasan dilakukan
secara difusi melalui permukaan tubuh.Organ reproduksi jantan dan betina
terpisah dalam individu berbeda.
D. Cara hidup dan habitat
Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan
tumbuhan.Nemathelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai
sampah organik, sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari
makanan dan darah dari tubuh inangnya.Habitat cacing ini berada di tanah
becek dan di dasar perairan tawar atau laut.Nemathelminthes parasit
hidup dalam inangnya.
E. Reproduksi
Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual.Sistem
reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina
terpisah pada individu yang berbeda.Fertilisasi terjadi secara
internal.Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat
bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.
Pokok bahasan
1. Ciri-ciri Nemathelminthes
2. Ciri tubuh Nemathelminthes
3. Cara Hidup dan Habitat Nemathelminthes
4. Reproduksi Nemathelminthes
5. Klasifikasi Nemathelminthes
Ciri-Ciri Nemathelminthes
1. Merupakan hewan multiseluler avertebrata
2. Hidup parasit di dalam tubuh makhluk hidup lain, dan ada juga yang hidup bebas
3. Merupakan hewan Triploblasik Pseudoselomata
4. Tubuhnya simetri Bilateral
5. Tubuh dilapisi kutikula yang berfungsi untuk melindung diri
6. Memiliki sistem pencernaan
7. Tidak memiliki pembuluh darah dan sistem respirasi
8. Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu yang berbeda
9. Reprduksi secara seksual
10. Telurnya dapat membentuk kista.
Ciri tubuh
Nemathelminthes pada umumnya memiliki ukuran tubuh yang mikroskopis,
namun ada juga yang mencapai panjang 1 meter. Individu betina memiliki
ukuran lebih besar daripada individu jantannya. Permukaan tubuh
Nemathelminthes dilapisi oleh Kutikula. Kutikula itu sendiri berfungsi
sebagai pelindung Nemathelminthes dalam menghadapi enzim-enzim
pencernaan di dalam tubuh inangnya. Nemathelminthes sudah memiliki alat
pencernaan yang lengkap mulai dari mulut, faring, usus, dan anus. Mulut
nemathelminthes berada di bagian depan (anterior), sedangkan anus berada
di ujung belakang (posterior).
Nemathelminthes tidak memiliki sistem peredaran darah jadi sari sari
makanan diedarkan melalui cairan pada pseudoselom. Nemathelminthes tidak
memiliki sistem respirasi. Jadi dia bernafas secara difusi melalui
permukaan tubuh. Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam
individu yang berbeda.
struktur tubuh Nemathelminthes betina
Cara Hidup dan Habitat Nemathelminthes
Nemathelminthes hidup bebas ataupun parasit. Nemathelminthes yang hidup
bebas berperan dalam penguraian sampah organik. Sedangkan yang hidup
secara parasit, dia mengambil makanan dari sari makanan atau darah
inangnya.
Nemathelminthes yang hidup bebas terdapat di tanah becek di dasar
perairan tawar atau laut. Sedangkan Nemathelminthes yang hidup parasit
hidup di dalam tubuh makhluk hidup. Hampir seluruh hewan merupakan
habitan bagi si Nemathelminthes.
Reproduksi Nemathelminthes
Nemathelminthes melakukan reproduksi secara seksual yang bersifat
gonokoris. Gonokoris yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah di
individu yang berbeda. Proses pembuahan (fertilisasi) terjadi secara
internal. Fertilisasi dapat menghasilkan lebih dari seratus ribu telur
per hari. Telur dapat membentuk kista. Kista ini dapat bertahan hidup di
tempat yang tidak menguntungkan.
2. PLATYHELMINTHES
Platyhelminthes (dalam bahasa yunani, platy = pipih, helminthes =
cacing) atau cacing pipih adalah kelompok hewan yang struktur tubuhnya
sedah lebih maju dibandingkan porifera dan Coelenterata.Tubuh
Platyhelminthes memiliki tiga lapisan sel (triploblastik), yaitu
ekstoderm, mesoderm, dan endoderm.
A. Ciri tubuh
Ciri tubuh Platyhelminthes meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
B. Ukuran dan bentuk tubuh
Platyhelminthes memiliki ukuran tubuh beragam, dari yang berukuran
hampir microskopis hingga yang panjangnya 20 cm.Tubuh Platyhelminthes
simetris bilateral dengan bentuk pipih.Diantara hewan simetris
bilateral, Platyhelminthes memiliki tubuh yang paling sederhana.
C. Struktur dan fungsi tubuh
Platyhelminthes tidak memiliki rongga tubuh (selom) sehingga disebut
hewan aselomata.Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, dan usus
(tanpa anus).Usus bercabang-cabang ke seluruh tubuhnya.Platyhelminthes
tidak memiliki sistem peredaran darah (sirkulasi).Platyhelminthes juga
tidak memiliki sistem respirasi dan eksresi.Pernapasan dilakukan secara
difusi oleh seluruh sel tubuhnya.Proses ini terjadi karena tubuhnya yang
pipih.Sistem eksresi pada kelompok Platyhelminthes tertentu berfungsi
untuk menjaga kadar air dalam tubuh.
Kelompok Platyhelminthes tertentu memiliki sistem saraf tangga
tali.Sistem saraf tangga taki terdiri dari sepasang simpul saraf
(ganglia) dengan sepasang tali saraf yang memanjang dan bercabang-cabang
melintang seperti tangga.Organ reproduksi jantan (testis) dan organ
betina (Ovarium).Platyhelminthes terdapat dalam satu individu sehingga
disebut hewan hemafrodit.Alat reproduksi terdapat pada bagian ventral
tubuh.
D. Cara hidup dan habitat
Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit.Platyhelminthes yang
hidup bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik
lainnya seperti sisa organisme.Platyhelminthes parasit hidup pada
jaringan atau cairan tubuh inangnya.Habitat Platyhelminthes yang hidup
bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat yang
lembap.Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya
(endoparasit) pada siput air, sapi, babi, atau manusia.
E. Reproduksi
Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual.Pada
reproduksi seksual akan menghasilkan gamet.Fertilisasi ovum oleh sperma
terjadi di dalam tubuh (internal).Fertilisasi dapat dilakukan sendiri
ataupun dengan pasangan lain.Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh
semua Platyhelminthes.Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan
reproduksi aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian
regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru.
3.ANNELIDA
Annelida adalah filum luas yang terdiri dari cacing bersegmen, dengan
sekitar 15.000 spesies modern, antara lain cacing tanah dan lintah.
Filum ini ditemukan di sebagian besar lingkungan basah, seperti air
tawar dan di laut. Panjang anggotanya mulai dari di bawah satu milimeter
sampai tiga meter. Filum ini dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu
Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudenia.
Gbr. Struktur tubuh Annelida
TERBAGI MENJADI 3 KELAS (berdasarkan keadaan rambut di permukaan tubuh), yaitu :
POLYCHAETA Habitatnya di lautan, tubuhnya terdiri dari banyak rambut
(poly = banyak, chaeta = rambut/bulu).Contoh cacing tersebut adalah :
Nereis viren, Eunice viridis (cacing wawo) dan Lysidice oele (cacing
palolo). Dua jenis terakhir sering dikonsumsi oleh orang-orang di
Kepulauan maluku.
OLIGOCHAETA Habitatnya di tanah, memiliki sedikit rambut (oligo =
sedikit, chaeta = rambut/bulu). Contoh cacing tersebut adalah :
Lumbricus terestris dan Pheretima sp. (keduanya disebut cacing
tanah).Mempunyai organ KIitellum yang berisi semua kelenjar, termasuk
kelenjar kelamin.Pernafasan dilakukan oleh pemukaan tubuhnya.Makanan
diedarkan ke seluruh tubuh dengan sistem peredaran darah.
Contoh lain Moniligaster houtenii (endemik di Sumatera).
HIRUDINAE Tidak memiliki rambut (chaeta) tetapi menghasilkan zat antikoagulasi (anti pembekuan darah) yang dinarnakan
Hirudin.
Contoh cacing tersebut adalah:
Hirudo medicinalis (lintah)
Hirudin dari lintah sering digunakan dokter-dokter dahulu untuk mengeluarkan darah dan nanah dari bisul.
Hirudinaria javanica (lintah kuning)
Haemadipsa zeylanica /pacet)
2. Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen.
Berbeda dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan
hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan
selomata).Namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling
sederhana.
A. Ciri tubuh
Ciri tubuh annelida meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
B. Ukuran dan bentuk tubuh
Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m.Contoh annelida
yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia.Bentuk tubuhnya
simetris bilateral dan bersegmen menyerupai cincin.
C. Struktur dan fungsi tubuh
Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya.Antara satu
segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa.Pembuluh
darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan
segmen lainnya saling berhubungan menembus septa.Rongga tubuh Annelida
berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus
melibatkan kontraksi otot.Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler)
dan otot memanjang (longitudinal).
Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring,
esofagus (kerongkongan), usus, dan anus.Cacing ini sudah memiliki
pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah
tertutup.Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna
merah.Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke
seluruh tubuh.
Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali.Ganglia otak
terletak di depan faring pada anterior.Ekskresi dilakukan oleh organ
ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor.Nefridia (
tunggal – nefridium ) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari
saluran.Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh.Nefrotor
merupaka npori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.Terdapat sepasang
organ ekskresi tiap segmen tubuhnya.
D. Cara hidup dan habitat
Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit
dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia.Habitat annelida
umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang
segaian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap.Annelida hidup
diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
E. Reproduksi
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan
gamet.Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian
beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan
individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain
(gonokoris).
F. Klasifikasi
Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta (cacing berambut
banyak), Oligochaeta (cacing berambut sedikit), dan Hirudinea.
Polychaeta
polychaeta
Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku)
merupakan annelida berambut banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi
daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor
palpus.Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut
parapodia (tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.Fungsi
parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah halus
sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas.Setiap
parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari
kitin.
Contoh Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica)
yang berwarna cerah.Sedangkan yang bergerak bebas adalah Nereis virens,
Marphysa sanguinea, Eunice viridis(cacing palolo), dan Lysidice
oele(cacing wawo).
Oligochaeta
cacing-tanah
Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut
kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit.Oligochaeta tidak
memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang
bersegmen.Contoh Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing
tanah.Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika
(Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah
(Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani).Cacing
ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara
menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam
menggemburkan tanah.Manfaat lain dari cacing ini adalah digunakan untuk
bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi hewan
ternak.
Hirudinea
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit.Hewan ini
tidak memiliki arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya.Panjang
Hirudinea bervariasi dari 1 – 30 cm.Tubuhnya pipih dengan ujung anterior
dan posterior yang meruncing.
Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk
menempel dan bergerak.Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit
pada permukaan tubuh inangnya.Inangnya adalah vertebrata dan termasuk
manusia.Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan
Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti
siput.Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo
(lintah).
Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik
(penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya
gigitan.Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan
darah yaitu hirudin.Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah
sebanyak mungkin.